Wednesday, September 30, 2009

Dalam "Perang" di Dimensi Majemuk Malam Itu...

Dalam hening aku berkelana dalam ruang bebas
Ke suatu tempat entah berantah yang memukau pandanganku
Aku berjalan berkeliling para sesepuh kerajaan...dua malam kecepatan cahaya
Bersua leluhur agung ibu
Sebuah dewan sidang mengitariku diantara puluhan ribu prajurit berbaju ksatria
Peperangan yang aku sebut perang tutur kata di atas pendapa
Berdebat tentang hakiki sebab akibat dalam hidup fana
Sungguh sebuah penyelesaian cantik atas sebuah peristiwa
Kami tidak menang,dan mereka pun tidak pula kalah
Pengakhiran sempurna tanpa tanda baca
Pemberhentian indah atas ketinggian derajat mengolah rasa

Sore ini...
Aku melihat ibu sudah tersenyum
Senyum yang ringan,seperti sedang memaklumi bahwa...
Kami,anak-anaknya,sedang nakal saat bermain bersama
Seolah mengerti bijak bahwa kami akan menyelesaikan pertengkaran ini dengan cara kami
Cara anak-anak...

Sembah sujudku buat ibu...

Labels:

Tuesday, September 29, 2009

Aku dan Mesin itu

Aku berkendara dengan cepat
Entah berapa jarak terlampaui
Geriapnya pada jejak sejarah melenakanku

Aku seperti muda lagi
Melupakan sisa masa ini
Menggulirkan kenangan hati

Aku hentikan laju mundurku
Bukan karna ku takut terjatuh

Aku ingin mesinku bergerak ke depan
Melewati sekarang...
Maka ku bangun mimpiku bersama
Mesin waktu baru

Labels:

Leluhur Agung Para Ksatria

Waktuku pada sepertiga malam riuh rendah
Jarak kami bagai sedepa
Lintasan periode yang berbeda
Tak membuat kami ragu bertegur sapa

Cikal bakalku terpampang
Jelas tak terhijab sekat
Kami berjabat erat
Bahwa kami milik leluhur ksatria agung

Ya...Kami adalah
Para Ksatria
Raja Jawa

Ternyata....
Mirip cerita pertemuan majapahit dan siliwangi
Aku menikmati alur ceritanya

Labels:

Mengapa Panjang?

Aku telah lama berkeinginan...

Buat betah berlama-lama...

Memanjangkan ide-ideku

Meluaskan jangkauanku

Meliarkan pikiran positifku

Itu kenapa RAMBUTku panjang

Tidak pendek...

Labels:

Kopi Saya Hitam.....

Semerbak harum seduhan simbok
Manakala pagi katulistiwa menyingsing
Hari ini aku menatap lekat surya di ufuk timur

Pagi yang menyemangati aku menyeruput isi cangkirku
Aku nikmati seperti biasa...
Kopi tak bergula...

Tetes demi tetes aku nikmati rasa pahit
Kata Putri teman kecilku bilang:"Lidah kita istimewa lho Oom,bisa merubah rasa pahit menjadi manis"
Hmmm....sebuah kejujuran tulus tak basa-basi...
Aku bangga bisa membuktikan bahwa menikmati kepahitan
Ternyata berujung rasa manis...
Pelajaran hidup tentang KOPI

Dan pada jiwa kita akan terbiasa menyembuhkan
Padanya kepahitan hidup sama nikmatnya seperti kebahagiaan
Tanpa perlu marah sama simbok
Tanpa perlu menyakiti orang yang lupa beli gula...

Sepertinya tetes terakhirku senikmat awalannya

Labels:

Monday, September 28, 2009

Mengapa kami berani?

Banyak mimpi ada pada kami
Juga cerita masa lalu yang berserak
Tak runtut terbaca sejarah

Banyak cinta menaungi kami
Terbelah diantara ribuan pecahan ombak
Tak tertangkap tangan tengadah

Seperti Seribu kali jatuh cinta pun
Dan ribuan pula terpatah hati
Kami tetap tertawa
Karna kami tau penawarnya

Mengapa mesti kami takut?

Labels:

Kuasa hati

Perahu itu menghilang...
Pelitanya tak terlihat lagi dari mercu suar...
Perlahan...
Tapi bukan tenggelam...
Hanya tertutup cakrawala
Cuma menunggu hembusan angin laut
Esok...
Senyum nelayan terkembang bersama layar

Labels:

Sunday, September 27, 2009

Set me free

Energiku meluap lepas
Tegar berimajinasi tak berbatas
Kala momentum besar menghempas
Dalam sebuah kekekalan energi yang tercipta...

Aku menangkap tenaga baru...
Menyalurkannya dalam aliran semangatku
Menggetarkan simpul syaraf lamaku
Menggelindingkan roda besar citaku

Aku bersegera lari
Tidak untuk ke tepian...
Aku menyongsongnya dengan tenang

Labels:

Sekelebat Bayangan Jiwa

Meditasiku semalam dalam hening
Suara guntur terdengar lembut parau
Rintik hujan bak gitar seniman jalanan
Sajak kebebasan meminta untuk dituliskan

Dini hari....
Kami berketuk pintu batin
Dalam sinar temaram bulan ibu tersenyum
Kami bertukar kata lewat mata jiwa

Sepertinya kami pernah bertemu bersama
Bertukar cerita dalam titian waktu
Sebelum subuh sadarku terbit
Belum sempat berpamit.....

Kami berjanji bertemu kelak
Namun energi heningku hilang terkoyak
Tenagaku hilang untuk mengembara
Sembah sujudku dalam rasa belum terlaksana

Aku menangis...
Tidak untuk keinginan
Aku ingin menangis...lagi...
Itu caraku menyusun hari...
Sungkem ibu....



Labels:

Titipan itu

dalem Gusti...
Engkau memanggil kami?
dalem Gusti...
Engkau berbisik pada nurani kami?
dalem Gusti...
Engkau meminta harta kami?
dalem Gusti...
Hamba cuma punya hati...
Hamba hanya ada nyali...
Kekekalan hanya milikMu
biarkan sejenak hamba bersedih atas titipanMu...karena
hamba menghambaMu...Gusti
dan kekekalanMu adalah nyata
hamba persembahkan untukMu...Gusti
hati kami..............................................

Labels:

Saturday, September 26, 2009

Perempuan berhati mulia

Kami mengenalinya bersama kegelapan
Menemukannya dalam onggokan dan serpihan jerohan manusia
Yang kami pahami saat itu adalah...
Kami harus menggapainya...
Memperindah hidupnya...
Mengasah berliannya...
Menyuapinya...
Kami mendengarkannya bercerita...
Yang kami tahu...
Mereka berotot...ya hati mereka kuat
Kami pernah mengukurnya...
Mereka mengangkat beban dengan hati...
Kami pernah mendengarkanya...
Mereka mulia...suara hatinya merdu...
Kami menangisi hatinya...

Labels:

Melintas Tengah Malam...

Sambil menendang angin di ujung jalan
Tarian ilalang di kiri kanan
Tebing jurang dan pepohonan bergoyang
Senyuman kegelapan mengembang
Terbata-bata tangisan itu
Bibir tertarik melebar tapi bukan tersenyum
Sunggingan kesakitan awalnya...
Namun kesadaran merengkuhnya dalam kebahagian
Keegoisan yang terkikis...membekas dan tajam dalam
Keegoisan indah yang membahagiakan kaum egois
Lewat tengah malam kami membunuhnya
Mereka mengerang kesakitan di pusaran dedauan hutan belantara
Meraka mati...tapi tidak juga saat ini

Labels:

Dulu...

Kami bersua di sepenggalan sisa masa...
Memaknai keterbatasan rengkuhan jemari...
Kami bersuka sesaat...
Mendalami relung batin sejarah...
Kami berduka tuk sementara...
Menebas jalan suara hati...
Kami...
Dulu kami...
Dulu...dulu sekali...kami telah berpisah raga...
Perpisahan indah yang membahagiakan...
Kami berjanji ingin bertemu di syurga...
Kami mematikan untuk menghidupkan keikhlasan...
Kelak...dalam dulu...

Labels:

kami berkuasa diri

penguasaan pikiran....
penguasaan hati....dan
penguasaan jiwa....
jalanku kuasa diri hakiki....

Labels: